Remaja Singapura Bobol Kripto Senilai Rp3,5 Triliun, Beli 32 Mobil Mewah dari Hasil Peretasan
![]() |
Dua Hacker Muda Ditangkap FBI, Terlibat Pencucian Kripto Senilai Rp3,5 Triliun
Miami, Amerika Serikat - Dua pria muda berusia 21 tahun baru saja ditangkap oleh Biro Investigasi Federal (FBI) di Miami atas dugaan kejahatan dunia maya yang melibatkan pencurian dan pencucian aset kripto senilai lebih dari 4.100 Bitcoin, setara dengan lebih dari US$230 juta atau sekitar Rp3,5 triliun. Kedua tersangka, Malone Lam yang juga dikenal dengan alias Greavys, Anne Hathaway, dan $$$, serta Jeandiel Serrano yang memiliki alias Box, VersaceGod, dan @SkidStar, kini menghadapi tuntutan hukum berat.
Modus Kejahatan: Serangan Siber Canggih
Kejahatan ini bermula pada 18 Agustus 2024 ketika mereka berhasil menargetkan seorang korban di Washington D.C. dengan teknik peretasan canggih. Mereka mendapatkan akses ilegal ke akun kripto korban dan segera memindahkan aset digital tersebut ke dalam dompet pribadi mereka. Setelah itu, aset hasil curian segera dicuci melalui berbagai metode untuk menghilangkan jejak digitalnya.
Para tersangka memanfaatkan kombinasi strategi pencucian uang kripto, seperti penggunaan layanan pencampur (mixing services) dan bursa kripto. Salah satu teknik yang digunakan adalah peel chain atau rantai pengelupas, di mana aset kripto dibagi menjadi transaksi kecil-kecil agar sulit dilacak. Selain itu, mereka juga menggunakan dompet pass-through serta layanan VPN guna menyamarkan identitas mereka saat melakukan transaksi.
Penyelidikan oleh Ahli Forensik Kripto
Penyelidikan ini dibantu oleh seorang analis forensik kripto terkenal, ZachXBT, yang berhasil menelusuri transaksi mencurigakan yang mengarah pada keberadaan tersangka. Penyelidikan ini juga mengungkap keterlibatan seorang konspirator lain dengan nama alias "Wiz."
Diketahui bahwa kelompok ini menargetkan para kreditor bursa Genesis dengan metode rekayasa sosial (social engineering). Mereka menyamar sebagai tim dukungan dari Google dan Gemini, menghubungi korban dengan dalih akun mereka telah diretas. Dengan tipu daya ini, mereka meyakinkan korban untuk mereset sistem autentikasi dua faktor (2FA) serta memberikan akses kendali jarak jauh ke perangkat mereka. Hal ini memungkinkan para pelaku mencuri kunci pribadi yang digunakan untuk mengakses dompet digital korban.
Hidup Mewah dari Uang Curian
Hasil kejahatan mereka tidak hanya disimpan sebagai aset kripto tetapi juga digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah. Uang hasil curian digunakan untuk membeli mobil sport, jam tangan mewah, tas desainer, serta pendanaan perjalanan ke berbagai belahan dunia. Mereka juga menghabiskan dana tersebut untuk berpesta di klub malam eksklusif di Los Angeles dan Miami.
Menurut laporan ZachXBT, sekitar US$243 juta telah dibagi ke berbagai pihak sebelum akhirnya didistribusikan ke lebih dari 15 bursa kripto. Aset yang dicuri dikonversi ke berbagai mata uang kripto lain, termasuk Bitcoin, Litecoin, Ethereum, dan Monero guna memperumit pelacakan oleh otoritas.
FBI Berhasil Melacak Tersangka Melalui Media Sosial
Upaya penyamaran para tersangka akhirnya terbongkar setelah FBI melacak pola pengeluaran mencurigakan yang tidak sesuai dengan profil finansial mereka. Selain itu, unggahan media sosial dari teman-teman dekat mereka menjadi petunjuk penting bagi tim penyelidik dalam mengidentifikasi aktivitas tersangka. Melalui rekaman transaksi digital dan bukti visual yang ditemukan di media sosial, FBI akhirnya bisa menahan kedua pelaku di Miami.
Penangkapan ini menjadi pengingat bagi dunia bahwa meskipun teknologi blockchain menawarkan anonimitas, otoritas hukum masih memiliki cara untuk menelusuri jejak digital para pelaku kejahatan. Kini, Malone Lam dan Jeandiel Serrano menghadapi ancaman hukuman berat atas aksi kriminal yang mereka lakukan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar